Jumat, 21 November 2008

sejarah kaos oblong

Kaos Oblong, Media Desain Komunikatif

Munculnya kaos oblong yang juga disebut T-Shirt pertama kali pada dekade 1950-an, ternyata membuat kegemparan. Pasalnya, pakaian jenis ini semula merupakan jenis pakaian dalam pria, tetapi tiba-tiba saja aktor film Marlon Brando berani mengenakannya secara terbuka di depan publik. Panggung Broadway kontan menjadi gempar, karena Brando tampil dengan kaos warna abu-abu melekat di tubuhnya, sehingga kekar dan lekuk tubuhnya terlihat di balik kaos oblong yang dikenakannya. Saat itu ia tampil memerankan tokoh Stanley Kowalski dalam ''A Streetcar Named Desire'' karya Tennesse William. Sebagian penonton berdecak kagum, tapi sebagian lagi menganggap penampilan Brando tak sopan dan keterlaluan.

SETELAH peristiwa itu, muncul lagi poster Marlon Brando mengenakan kaos oblong dipadu dengan celana panjang blue jeans dan jaket kulit pada 1954. Penampilan ini menyebabkan Brando terlihat begitu jantan. Rupanya penampilan Brando dalam poster membuat daya tarik tersendiri bagi anak-anak muda, sehingga banyak kaum muda meniru penampilannya. Sejak itulah mulai muncul dukungan terhadap penggunaan kaos oblong di depan umum. Aktor film James Dean kemudian tercatat menggunakan kostum kaos oblong dalam film "Rebel Without A Cause". Lembaga Baju Dalam (Underwear Institute) pada 1961 juga turut ambil bagian dalam mengkampanyekan kaos oblong, agar masyarakat bisa menerima kaos oblong tidak hanya sebagai baju dalam, tetapi juga sebagai baju luar.

Hasilnya bisa dilihat sekarang, kaos oblong ini tidak lagi hanya digunakan sebagai seragam kerja para kelasi angkatan laut Amerika saat PD II, tetapi di mana-mana orang sudah tidak malu lagi menggunakan kaos oblong untuk berolah raga, rekreasi, berbelanja, bahkan untuk kuliah di kampus. Dalam kegiatan kampanye pemilu, partai-partai politik juga menggunakan kaos oblong sebagai seragam kampanye, lengkap dengan lambang partainya.

Kaos oblong kini banyak digemari, karena sifat pakaian ini tidak formal, bisa digunakan pada waktu santai dan sportif, karena menampilan postur tubuh pemakai apa adanya di balik kaos oblong yang dikenakannya. Dan yang tidak kalah pentingnya, pakaian jenis ini sangat cocok dikenakan dalam hidup di iklim tropis seperti di Indonesia. Karena itulah pakaian jenis ini bisa digunakan dari waktu ke waktu, bahkan bisa menyesuaikan dengan trend mode yang berkembang di masyarakat.

Berbagai Desain
Sekarang, kaos oblong sudah tidak lagi berwarna abu-abu atau putih saja, tetapi sudah dengan beragam warna pilihan. Dari segi desain, kaos oblong yang -- juga disebut T-shirt karena bentuknya seperti huruf "T", desainnya tidak lagi sesederhana di awal kemunculannya. Kini, kaos oblong sudah muncul dalam berbagai desain, seperti diberi tali temali di lengan atau di depan dada.

Kaos oblong dengan berbagai pilihan warna dan desain kini menjadi sangat digemari sebab bahan baku kainnya dihasilkan dari teknik rajutan. Teknik rajutan inilah yang menyebabkan kain kaos oblong menjadi plastis. Keplastisan kain rajutan ini kemudian menyebabkan kaos oblong memberi kesan membungkus dan mengikuti lekak-lekuk tubuh pemakainya, sehingga pemakainya terlihat seksi. Selain itu, keplastisan kain ini menyebabkan pemakainya mudah bergerak. Teknik rajutan ini merupakan pengembangan dari desain struktur tekstil, yang berkaitan dengan gubahan yang dibuat pada cara penyusunan benang, sehingga dapat membentuk kain sesuai dengan desain struktur yang diinginkan. Tetapi di kalangan desainer atau pengusaha kaos oblong, bukan desain strukturnya yang dikembangkan, tetapi desain di permukaan kainnya. Gubahan di permukaan kainnya relatif lebih muah dibuat, karena prosesnya dibuat setelah kaos jadi. Para desainer maupun pengusaha kaos oblong banyak membuat desain permukaan kaos oblong dengan teknik cetak saring atau lebih dikenal dengan teknik sablon. Pada umumnya teknik cetak saring ini menggunakan alat penyaring (screen) dari bahan sutera, nylon, polyster, dan sebagainya, yang fungsinya untuk menyaring cat untuk diteruskan pada permukaan kaos oblong. Agar tinta bisa merembes pada screen, maka digunakan rakel atau penekan tinta cetak. Sebelum gambar atau teks dicetak, terlebih dahulu gambar maupun teks tersebut dirancang di meja gambar sesuai dengan konsep yang diinginkan. Konsep desain permukaan kaos oblong dapat berupa pengungkapan pesan, baik yang disampaikan lewat tulisan-tulisan maupun gambar atau foto-foto secara visual.

Desain permukaan kaos oblong tersebut dapat membuat si pemakai kaos oblong terlihat sedang mengkomunikasikan sesuatu, seperti misalnya keprihatinan saat terjadinya ledakan bom di Kuta, 12 Oktober 2002. Selain berkaitan dengan keprihatinan, desain permukaan kaos juga bisa mengkomunikasikan kelompok pencinta musik atau klub sepak bola tertentu. Desain permukaan juga bisa membangkitkan kebanggaan kelompok, seperti kelompok pencinta motor atau mobil tua, bahkan kebanggaan terhadap partai politik pilihannya.

Komunikasi Visual
Kaos oblong kini memang ngetrend dan fungsiny sudah banyak berubah. Dulu kaos oblong memang merupakan pakaian dalam pria yang tidak perlu dipertontonkan. Tetapi sejak aktor film Marlon Brando pada 1954 menggunakan kaos oblong yang dipadu dengan celana blue jeans tampil secara terbuka dan menarik perhatian kaum muda, maka kaos oblong pun menjadi sangat digemari. Kini tidak hanya kaum muda saja yang menggunakan kaos oblong, tetapi juga kaum tua, wanita dan anak-anak.

Jadi, kaos oblong sangat terbuka bagi siapa saja. Melalui media kaos oblong dapat diangkat fenomena yang terjadi di masyarakat pada desain permukaannya. Seperti para aktivis yang menyuarakan suara hatinya, seperti para suproter sepak bola yang bangga mengenakan kaos kesebelasan pujannya, atau para pecinta musik mengenakan kaos grup musik kebanggaannya yang sedang pentas. Termasuk para simpatisan partai yang fanatik dengan kaos partai pilihannya. Serta para pengusaha, dapat memanfaatkan kaos oblong sebagai media promosi produk yang dijualnya.

Sedangkan bagi para desainer dan seniman, dapat memanfaatkan kaos oblong sebagai media untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasannya pada permukaan kaos oblong untuk berkarya. Karena itulah kaos oblong merupakan salah satu media untuk mengekspresikan kreativitas desain komunikasi visual.

* gede mugi raharja

Tidak ada komentar: